Di Tengah Debu dan Semen, Layanan KUA Berastagi Tetap Prima

Picture of admin pusat

admin pusat

Penulis

BERASTAGI, Suara palu dan mesin bor kini menjadi irama harian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Namun di tengah debu dan tumpukan material bangunan itu, pelayanan publik tidak berhenti.

Penata Layanan Operasional (PLO) KUA Berastagi tetap melayani masyarakat dengan senyum, seolah tak ada renovasi besar yang sedang berlangsung.

Renovasi total yang digagas oleh Ikhwan Syahlani, ASN PPPK Penyuluh Agama, telah memasuki tahap 20 persen. Meski sebagian ruang kantor sedang dibongkar dan ditata ulang, seluruh kegiatan pelayanan tetap berjalan normal — mulai dari pendaftaran nikah, konsultasi keluarga sakinah, hingga administrasi keagamaan.

“Renovasi boleh jalan, tapi pelayanan tidak boleh berhenti. Justru di masa seperti ini, semangat pelayanan harus makin kuat,” ujar Kepala KUA Berastagi, Fahmi Sahuddin Tarigan, Rabu (23/10/2025).

Adaptif di Tengah Pembangunan

Untuk memastikan kenyamanan masyarakat, beberapa penyesuaian layanan sementara dilakukan. Ruang pendaftaran nikah sementara dipindahkan kedepan kantor, sedangkan layanan konseling dilakukan di ruangan penyuluh yang telah disiapkan lebih dulu.

Petugas KUA bahkan menambah jam pelayanan pada hari-hari tertentu, agar masyarakat tidak terganggu oleh proses renovasi.

“Kami ingin memastikan masyarakat tetap mendapatkan pelayanan prima, tanpa harus menunggu proyek selesai,” kata Ikhwan Syahlani, inisiator renovasi.

Ia menambahkan, semangat ini sekaligus menjadi ujian nyata bagi seluruh tim KUA untuk tetap profesional dalam kondisi apa pun.

Wajah Baru, Semangat Lama

Renovasi yang menelan biaya sekitar Rp70 juta dari dana pribadi Ikhwan itu ditargetkan menjadikan KUA Berastagi sebagai kantor KUA paling modern di Indonesia, dengan konsep pelayanan digital, ruang konseling privat, area tunggu berpendingin udara, serta fasilitas ramah masyarakat.

Namun di balik semua rencana besar itu, satu hal yang paling menonjol justru bukan bangunannya, melainkan komitmen para petugas KUA yang tetap hadir dan melayani tanpa pamrih.

“Kami ingin menunjukkan bahwa pelayanan publik bukan soal tempat, tapi soal niat,” ujar Fahmi.

Dengan semangat gotong royong dan pengabdian, Kantor KUA Berastagi kini menjadi contoh bahwa pelayanan terbaik bisa terus berjalan, bahkan di tengah pembangunan.
Karena sejatinya, pelayanan kepada masyarakat tidak pernah menunggu gedung selesai — ia hidup dalam hati mereka yang mengabdi.

Terbaru

Artikel Terkait

Lainnya