PAI Kec. Berastagi Lolos 40 Besar Peserta Pusdiklat BAZNAS RI

Picture of admin pusat

admin pusat

Penulis

Berastagi – Kabar membanggakan datang dari Tanah Karo. Ikhwan Syahlani, seorang Penyuluh Agama Islam Kecamatan Berastagi, berhasil lolos sebagai salah satu dari 40 peserta terpilih se-Indonesia dalam ajang bergengsi Webinar Literasi Artificial Intelligence yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BAZNAS RI pada 8–13 September 2025.

Keberhasilan ini bukan sekadar prestasi pribadi, melainkan juga bukti bahwa seorang penyuluh agama mampu tampil adaptif di tengah derasnya arus perkembangan teknologi. Dari ratusan pendaftar, hanya puluhan yang terpilih. Fakta bahwa Ikhwan Syahlani berhasil menembus ketatnya seleksi ini menjadi capaian luar biasa yang patut diapresiasi.

Dakwah Bertemu Teknologi

Di tengah era digital yang kian maju, peran penyuluh agama tidak lagi sebatas mimbar dan podium. Ikhwan Syahlani melihat bahwa teknologi, termasuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), dapat menjadi alat dakwah yang efektif, modern, sekaligus relevan dengan kebutuhan zaman.

Pelatihan yang diikutinya mencakup pengenalan AI, seni menyusun prompt, pemanfaatan Generative AI, hingga penerapan prinsip etika AI. Semua ini akan memperkaya kompetensi penyuluh agama agar mampu menyampaikan pesan dakwah dengan lebih kreatif, produktif, dan tetap bernilai Islami.

Inspirasi Bagi Generasi Muda

Lolosnya Ikhwan Syahlani di tingkat nasional bukan hanya kebanggaan bagi Karo, melainkan juga teladan bagi generasi muda. Bahwa belajar tidak boleh berhenti, meskipun latar belakang profesi berbeda. Seorang penyuluh agama yang selama ini dikenal dekat dengan masyarakat, kini menunjukkan keberanian untuk terjun ke dunia literasi digital dan kecerdasan buatan.

“Ini adalah langkah kecil, tapi saya berharap bisa membawa manfaat besar. Terutama bagaimana teknologi dapat menjadi sarana dakwah yang lebih dekat dengan masyarakat luas,” ungkap Ikhwan Syahlani penuh semangat.

Apresiasi Tinggi

Dengan prestasi ini, Ikhwan Syahlani layak disebut sebagai contoh nyata sosok penyuluh agama yang tidak hanya fokus pada pembinaan rohani, tetapi juga melek teknologi. Di tengah keterbatasan jumlah peserta yang diterima hanya 40 orang se-Indonesia, pencapaian ini merupakan bukti nyata kerja keras, dedikasi, dan tekad kuat untuk terus berkembang.

Masyarakat Berastagi patut berbangga. Sosok sederhana ini berhasil menorehkan jejak inspiratif di panggung nasional.

Terbaru

Artikel Terkait

Lainnya