Lamongan, 9 Juli 2025 — Dalam rangka menyemarakkan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriyah, Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Lamongan menyelenggarakan kegiatan bertajuk IPARI Berbagi. Kegiatan ini tidak hanya berisi santunan kepada anak yatim dan penyandang disabilitas, namun juga dilengkapi dengan pembinaan mendalam bagi para penyuluh agama Islam oleh pimpinan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lamongan.
Acara yang berlangsung dengan khidmat ini dihadiri oleh para penyuluh agama Islam se-Kabupaten Lamongan, jajaran pimpinan Kemenag, serta pengurus daerah IPARI. Sebanyak 20 anak yatim dan difabel menerima santunan secara langsung dari Kepala Kantor Kemenag Lamongan, para pejabat struktural, dan pengurus IPARI. Paket santunan berupa perlengkapan sekolah dan kebutuhan pribadi diserahkan sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian keluarga besar Kemenag kepada mereka yang membutuhkan.
Dalam sambutannya, H. Siswanto, M.A., Ketua IPARI Kabupaten Lamongan, menyampaikan laporan kinerja penyuluh agama Islam yang semakin berkembang dan inovatif. Ia menyoroti praktik baik yang dilakukan para penyuluh seperti memulai aktivitas kerja dengan membaca Al-Qur’an, pendampingan saat akad nikah di KUA lengkap dengan khutbah nikah dan pembacaan sholawat, serta peran aktif mereka dalam menjawab kebutuhan keagamaan masyarakat di tingkat akar rumput. “Penyuluh adalah wajah Kemenag di tengah masyarakat. Maka setiap langkahnya adalah representasi dakwah yang membumi,” ungkapnya.

Sementara itu, H. Imam Hambali, S.Ag., MA, Kasi Bimas Islam, memberikan apresiasi terhadap kedisiplinan dan loyalitas para penyuluh agama Islam. Ia menceritakan bahwa saat melakukan pengecekan kehadiran secara acak, ia mendapati para penyuluh sudah hadir di kantor sebelum pukul 07.30 WIB. Ia juga mengingatkan bahwa izin operasional majelis taklim kini dimulai dari ke KUA prosedurnya, dan peran penyuluh sangat vital dalam mengawal proses administrasi dan validasi lapangan. Ia menegaskan pula pentingnya pelaporan kegiatan melalui jurnal kinerja penyuluh, sebagai bagian dari akuntabilitas dan dokumentasi resmi kerja-kerja penyuluhan.
Setelah kegiatan santunan, acara dilanjutkan dengan sesi pembinaan dan penguatan tugas serta fungsi penyuluh agama Islam yang disampaikan oleh H. M. Khoirul Anam, S.Ag., M.Ag., Kasubag Tata Usaha Kemenag Lamongan, dan H. Muhammad Muhlisin Muda, S.Ag., M.Pd.I., Kepala Kantor Kemenag Lamongan.
Dalam pembinaannya, Khoirul Anam menekankan bahwa penyuluh agama adalah ujung tombak layanan keagamaan Kemenag, karena bersentuhan langsung dengan masyarakat. Ia menyebut KUA di tingkat kecamatan sebagai miniatur Kantor Kementerian Agama, sehingga semua unsur termasuk penyuluh harus mencerminkan integritas dan profesionalisme tinggi.
Ia juga mengingatkan bahwa penyuluh tidak hanya bertugas menyampaikan pesan secara verbal, tetapi juga harus menjadi contoh dalam etika, akhlak, dan pelayanan nyata. Oleh karena itu, penyuluh perlu membekali diri dengan berbagai keilmuan, baik administratif, edukatif, maupun konsultatif. Ia mengajak seluruh penyuluh untuk menjadi sosok yang inovatif, multitalenta, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Sebagai tindak lanjut, akan digelar program Bedah Tuntas & Breakdown SKP Penyuluh sesuai dengan SK Dirjen Bimas Islam No. 637 Tahun 2024, agar tugas penyuluh menjadi terukur dan terdokumentasi dengan baik.
Sesi pembinaan kemudian ditutup oleh H. Muhammad Muhlisin Muda, Kepala Kantor Kemenag Lamongan, yang membuka arahannya dengan pantun inspiratif:
Setiap saat kita panjatkan doa, tuk bisa berziarah ke Tanah Harom,
Yuk istiqomahkan komitmen kita, tuk mensyiarkan bulan Muharram.
Kuning keemasan bunga Alamanda, tumbuh di taman duhai indahnya,
Kalau penyuluh bagus kompetensinya, undangannya ada di mana-mana.
Beliau menegaskan bahwa penyuluh harus menjadi pribadi yang dirindukan, dicari, dan dibutuhkan karena kebermanfaatannya. Ia mendorong agar metode dakwah terus menyesuaikan zaman, khususnya dalam era serba digital dan cepat saat ini. “Berdakwahlah sebagaimana zamannya. Jangan sampai cara kita tertinggal dari perubahan,” tegasnya.
Muhammad Muhlisin juga menyoroti pentingnya kontribusi penyuluh dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di lingkungan Kemenag, karena penyuluh adalah ujung yang paling dekat dengan masyarakat. Menurutnya, penyuluh dapat mewarnai wajah pelayanan prima Kemenag, baik dari sisi efektivitas maupun kenyamanan.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan harapan agar sinergi yang telah terbangun antara IPARI, para penyuluh, dan Kemenag terus dijaga. Tahun Baru Islam ini diharapkan menjadi momentum penguatan peran penyuluh sebagai pelayan umat yang kompeten, responsif, dan hadir di tengah masyarakat dengan kasih dan keteladanan.


