Manusia itu tempatnya salah dan lupa. Siapa pun kita, pasti pernah khilaf—entah disengaja atau tidak. Bahkan Nabi Adam a.s., manusia pertama, pernah berbuat salah. Maka tidak aneh kalau kita pun kadang menyakiti orang lain, melanggar hak mereka, atau sekadar berkata tanpa pikir panjang.
Yang jadi masalah adalah ketika kita tidak mau mengakui kesalahan dan enggan meminta maaf.
Padahal Rasulullah SAW sudah mengingatkan:
“Setiap anak Adam pasti pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang mau bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Minta Maaf Itu Bukan Cuma Formalitas
Kesalahan kepada Allah bisa dihapus dengan taubat: menyesal, berhenti, dan memperbaiki diri. Tapi kalau kesalahan itu menyangkut orang lain—menyakiti hati, menzalimi, berbohong, atau mengambil haknya—maka taubat saja tidak cukup. Kita harus minta maaf langsung kepada orang yang kita sakiti.
Allah tidak akan mengampuni dosa kepada sesama manusia sampai orang yang kita sakiti memaafkan. Istighfar seribu kali pun takkan cukup jika kita masih menolak meminta maaf kepada orang yang berhak menerimanya.
Risikonya Ngeri: Bangkrut di Akhirat
Pernah Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?” Mereka menjawab, “Yang tidak punya uang dan harta.”
Lalu Rasulullah meluruskan:
“Orang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat membawa pahala salat, puasa, dan zakat, tapi pernah menzalimi orang lain, mencaci, menuduh, atau menyakiti. Maka pahala-pahalanya akan diberikan kepada orang-orang yang ia zalimi. Kalau pahalanya habis, maka dosa orang-orang itu akan ditimpakan kepadanya, lalu ia dilempar ke neraka.” (HR. Muslim)
Bayangkan: kita susah payah beribadah, tapi pahalanya malah jadi “ganti rugi” atas dosa kita kepada sesama. Hanya karena kita terlalu gengsi untuk minta maaf.
Minta Maaf Bukan Tanda Lemah, Tapi Tanda Besar Jiwa
Kadang orang merasa gengsi, takut dianggap kalah, atau merasa “toh cuma salah kecil.” Padahal justru orang yang berani minta maaf itu menunjukkan kedewasaan dan ketulusan hati. Bahkan bisa jadi, satu ucapan maaf dari kita menyelamatkan hubungan, membersihkan hati, dan membuka pintu keberkahan.
Karena itu, jangan tunda minta maaf. Jangan tunggu momen tertentu. Kalau kita sadar telah menyakiti—langsung minta maaf. Dunia jadi lebih ringan, akhirat pun lebih aman.
