Penuh Semangat, Guru Madrasah Tikung Belajar Bareng Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta

Picture of Kabibur

Kabibur

Penulis

Tikung, Juli 2025 — Semangat belajar tak pernah padam di kalangan guru madrasah. Hal itu tampak dalam kegiatan bertajuk “Belajar Bareng KKG Tikung: Mengenal Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)”, yang diikuti oleh lebih dari 40 guru madrasah ibtidaiyah se-Kecamatan Tikung. Kegiatan ini merupakan tahap pertama dari program penguatan kompetensi guru berbasis pendekatan pembelajaran holistik yang lebih manusiawi dan membumi.

Acara yang digelar dalam suasana hangat dan antusias ini diinisiasi oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) Kecamatan Tikung, dengan pendampingan langsung dari Pengawas Madrasah, Nanik Trisnawati, M.Pd.. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas semangat para guru madrasah yang selama ini dikenal militan, berdedikasi, ikhlas, dan penuh loyalitas. “Alhamdulillah, kegiatan tahap pertama ini diikuti 40 guru dari 10 madrasah binaan saya di Tikung. Progresnya luar biasa,” ujar beliau penuh semangat.

Lebih lanjut, Nanik menekankan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) bukanlah kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran yang menempatkan cinta sebagai fondasi dalam membangun relasi guru dan murid. Dengan cinta, proses belajar tidak lagi kaku dan menekan, tetapi membuka ruang empati, penghargaan, dan pemberdayaan.

 

Salah satu peserta, Ilmiyatul Mufidah, menyampaikan kesannya bahwa melalui pendekatan ini, guru diajak untuk menyentuh hati peserta didik terlebih dahulu, agar mereka bisa belajar dengan hati dan memupuk budi pekerti. “Dengan cinta, anak-anak lebih terbuka, dan suasana belajar menjadi lebih hidup dan bermakna,” tuturnya.

Mengenal Deep Learning dan KBC

Dalam sesi materi, para peserta diperkenalkan pada konsep Deep Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada hafalan dan pengulangan, tetapi mendorong pemahaman mendalam (deep understanding), berpikir kritis, dan koneksi antarilmu. Metode ini mengajak guru untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, kontekstual, dan mendorong siswa menemukan relevansi antara pelajaran dan kehidupan nyata.

Deep Learning berbeda dari surface learning (pembelajaran permukaan), karena tidak berhenti pada “apa” tetapi masuk pada “mengapa” dan “bagaimana”. Pendekatan ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka dan prinsip pembelajaran sepanjang hayat.

Sementara Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) mengedepankan relasi emosional antara guru dan siswa, dengan prinsip dasar: mengajar dengan kasih sayang, membimbing dengan empati, dan menanamkan akhlak melalui keteladanan. Pendekatan ini sangat relevan dengan dunia madrasah yang menjunjung nilai adab dan spiritualitas dalam pembelajaran.

Apresiasi untuk Semua Pihak

Ketua KKG Tikung, Ibu Indra, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta, narasumber, serta khususnya kepada Pengawas Madrasah, Ibu Nanik Trisnawati, M.Pd., atas totalitas, bimbingan, dan pendampingan beliau selama ini. “Kami bangga memiliki pendamping yang tidak hanya membimbing administratif, tapi juga spiritual dan pedagogis,” ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dari rangkaian pelatihan berkelanjutan yang akan digelar di Tikung, guna membentuk guru-guru madrasah yang tidak hanya kompeten, tetapi juga menginspirasi dan menumbuhkan nilai kemanusiaan dalam dunia pendidikan.

Terbaru

Artikel Terkait

Lainnya