Penyuluh Agama di Berastagi Renovasi Total Kantor KUA dengan Dana Pribadi

Picture of admin pusat

admin pusat

Penulis

KUABERASTAGI, — Seorang penyuluh agama di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Ikhwan Syahlani, mengambil langkah tidak biasa. Biaya renovasi ini diperkirakan sekitar Rp70 juta itu dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan rasa syukur atas amanah yang diemban sebagai ASN PPPK di Kementerian Agama. Langkah ini ia sebut sebagai bentuk rasa syukur dan pengabdiannya kepada Kementerian Agama, tempat ia mengabdi sebagai ASN PPPK Penyuluh Agama Islam.

Ikhwan menjelaskan, inisiatif tersebut muncul dari keprihatinannya terhadap kondisi bangunan KUA Berastagi yang sudah lama tidak diperbarui. Menurutnya, sebagai tempat pelayanan masyarakat dan pusat kegiatan keagamaan, KUA perlu menghadirkan kenyamanan dan wibawa agar masyarakat yang datang merasa dihargai

“Saya hanya ingin KUA ini menjadi tempat yang layak dan nyaman bagi masyarakat. Ini bentuk kecil dari rasa terima kasih saya kepada Kementerian Agama dan wujud cinta saya pada tempat saya mengabdi,” ujar Ikhwan saat ditemui di sela-sela proses renovasi, Jum’at (24/10/2025).

Renovasi tersebut dilakukan secara menyeluruh, mencakup pembenahan atap, perbaikan dinding, pengecatan ulang, serta penataan ruang layanan agar lebih representatif. Seluruh pembiayaan bersumber dari dana pribadi Ikhwan tanpa melibatkan bantuan pemerintah ataupun pihak lain.

Ikhwan menegaskan, langkah itu dilakukan murni sebagai pengabdian, bukan untuk kepentingan pribadi ataupun pencitraan. Ia bahkan mendedikasikan pahala dari pembangunan ini untuk kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia, sebagai bentuk doa dan bakti anak kepada orang tua.

“Saya tidak sedang mencari perhatian. Saya hanya berharap ini bisa menjadi amal jariyah dan inspirasi bagi rekan-rekan ASN lainnya untuk mencintai pekerjaannya dengan sepenuh hati,” katanya.

Sebelum pelaksanaan renovasi, Ikhwan juga sudah berkonsultasi dengan Kepala Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo, Bapak Karni Harahap, untuk memastikan seluruh proses sesuai ketentuan.

Dalam arahannya, Karni menyampaikan bahwa inisiatif pribadi seperti ini sangat diapresiasi, namun tetap perlu dibingkai secara administrasi melalui surat hibah agar pembangunan tersebut secara resmi tercatat sebagai aset Kementerian Agama.

“Beliau menyarankan agar dibuat surat hibah kepada Kemenag supaya di kemudian hari tidak menimbulkan persoalan baru. Saya setuju, karena ini bukan tentang kepemilikan, tapi tentang amanah,” kata Ikhwan menegaskan.

Rencana tersebut juga mendapat dukungan penuh dari Kepala KUA Berastagi, Fahmi Sahuddin Tarigan, yang menyebut langkah Ikhwan sebagai contoh nyata dedikasi seorang penyuluh agama.

“Kami sangat mengapresiasi niat baik Pak Ikhwan. Beliau menunjukkan bahwa pengabdian tidak selalu berupa kata-kata, tetapi juga tindakan nyata yang membawa manfaat bagi lembaga dan masyarakat,” ujar Fahmi.

“Terlalu remeh kalau saya sedang mencari panggung dengan menghabiskan uang sebanyak ini. Saya berdoa semoga ini menjadi amal jariyah dan inspirasi bagi rekan-rekan ASN untuk mencintai pekerjaannya dengan hati,” katanya menutup perbincangan.

Langkah sederhana ini menunjukkan bahwa semangat pengabdian bisa lahir dari niat tulus seorang abdi negara. Di tengah kesibukan dunia birokrasi, kisah Ikhwan Syahlani menjadi pengingat bahwa pelayanan terbaik kadang dimulai dari satu hal sederhana: kemauan untuk berbuat baik tanpa diminta.

Terbaru

Artikel Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025

Lainnya