Pernahkah kita merasa kehidupan orang lain lebih mudah dijalani? Lebih lapang, lebih indah, lebih bahagia? Jangan-jangan, kita sedang keliru menilai.
Setiap orang memanggul ujiannya masing-masing. Kita hanya tak melihatnya.
Ada yang diuji diam-diam lewat rasa kehilangan. Ada yang diuji dalam diam oleh kekecewaan yang bertumpuk. Ada pula yang menanggung rasa hampa meskipun tampak penuh tawa.
Apa yang kita lihat di permukaan sering kali bukan cerminan dari yang sebenarnya. Maka berhati-hatilah saat mulai membandingkan hidup kita dengan orang lain. Bisa jadi, kehidupan kita yang biasa-biasa saja ini justru sedang mereka doakan.
Allah itu Maha Adil. Ujian yang kita terima bukan hukuman. Ia adalah pelatihan—agar kita tumbuh lebih kuat, lebih lembut, lebih bijaksana. Tidak perlu iri dengan cerita orang lain. Fokuslah menulis kisah kita sendiri.
Bukankah Allah telah menjanjikan,
“Dia tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya”? (QS. Al-Baqarah: 286)
Maka, mari kita rawat sabar dan syukur dalam hati. Tak perlu memoles hidup agar terlihat mewah. Cukup hidup dengan jujur, dan kerjakan ujian hidup kita sebaik-baiknya. Karena yang kelak dipertanyakan bukan seberapa gemerlap hidup kita, tapi seberapa tulus kita menjalani takdir yang Allah titipkan.
